Tata Cara Penambangan
Penambangan yang akan dilakukan secara tambang terbuka dengan sistem teras-teras (benching system) pada endapan laterite. Sebagai contoh, endapan laterit secara umum menempati bentang alam perbukitan bergelombang lemah hingga sedang dengan kemiringan lereng (slope) antara (<5–15)0 dan tidak dijumpai kemiringan lapisan endapan karena karena endapan tersebut terbentuk dari hasil pelapukan batuan dasar yang bersifat residu. Secara genetic dan kenyataan lapangan menunjukkan bahwa penebalan endapan laterit membesar ke arah lembah.
Penggunaan peralatan sangat dipengaruhi oleh kondisi geologi front penambangan dan target produksi. Dalam tulisan ini, peralatan yang disebutkan adalah peralatan yang standar (sangat umum) digunakan dalam kegiatan penambangan oleh perusahaan skala menengah kebawah.
Adapun urutan/tahapan kegiatan pada pelaksanaan penambangan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Pioneering.
2. Stripping of Overburden (pengupasan lapisan tanah penutup)
3. Mine/Excavating (Penambangan/Penggalian Bijih Laterit)
Pionering
Pionering merupakan tahap persiapan. Pekerjaan ini meliputi pembabatan permukaan dari semak belukar/pepohonan serta pembersihan tempat kerja dari batu-batu besar yang dapat mengganggu kelancaran kegiatan selanjutnya. Disamping itu juga melakukan perataan tempat kerja sehingga alat-alat berat dapat bekerja dengan baik. Jadi pada tahap ini bukan hanya front tambang yang menjadi fokus lokasi (Land clearing) tetapi juga pembuatan jalan tambang (hauling road).
Pekerjaan ini akan dilakukan alat bulldozer, grader dan backhoe excavator (penggunaan dump truck pun sangat mungkin pada tahap ini). Yang harus diperhatikan dalam pekerjaan ini yaitu lapisan humus (top soil), dimana harus dijaga dan ditempatkan pada suatu tempat yang aman terhadap erosi, sehingga nantinya tanah yang subur ini akan dikembalikan pada bagian paling atas pada saat penimbungan kembali (reklamasi).
Stripping of Overburden (pengupasan lapisan tanah penutup)
Stripping of Overburden (S-OB) ini dimaksudkan guna menyingkap lapisan endapan bijih leterit dari overburden yang terletak diatas endapan.
Pada saat pengupasan overburden alat yang digunakan berupa backhoe excavator, bulldozer dan apabila volume OB cukup besar maka pemindahan overburden akan dilakukan dengan dump truck. Selain peralatan tersebut, loader juga dapat digunakan namun agak jarang dijumpai di Indonesia oleh perusahaan tambang skala menengah kebawah.
Mine/Excavating (Penambangan/Penggalian Bijih Laterit)
Mengigat bahwa endapan laterit besi relatif lunak maka penggalian langsung dilakukan dengan alat gali excavator (tanpa peledakan terlebih dahulu) yang sekaligus melakukan pemuatan kedalam alat angkut. Karena endapan laterit bersifat menerus (continue) ke arah vertikal hingga ke batuan dasar, maka penggalian akan dilakukan secara langsung setelah pengupasan overburden.
Perhitungan volume berdasarkan dimensi setiap blok atau tergantung luas sebaran wilayah prospek (panjang x lebar) dengan ketebalan rata-rata dan berat jenis endapan.
Mekanisme pemuatan dan pengangkutan bijih laterit dari front penambangan hingga ke Kapal angkut adalah sebagai berikut:
- Pemuatan bijih laterit pada lokasi tambang ke dump truck dengan menggunakan excavator.
- Bijih laterit diangkut dengan dump truck dari lokasi penambangan ke tempat penampungan (stock pile) yang terletak di dekat pelabuhan. Pengangkutan bijih laterit melalui jalan tambang yang telah direncanakan.
- Pemuatan bijih laterit dari ”stock pile” ke ”belt conveyor” dengan menggunakan whell louder. Bijih laterit yang telah termuat pada belt conveyor langsung tercurah ke kapal pengangkut (kapal tongkang).
- Kapal tongkang akan membawa endapan bijih besi ke Kapal Angkut (mother vassel).
Sarana Penunjang
Disamping peralatan tambang seperti yang telah disebutkan sebelumnya, maka demi kelancaran kegiatan penambangan diperlukan beberapa sarana penunjang lainnya, antara lain :
- Sarana jalan dan jembatan , berfungsi untuk menunjang kelancaran transportasi terutama dari front penambangan hingga ke jalan umum yang sudah ada. Untuk itu perlu dilakukan pembangunan dan rehabilitasi jalan serta jembatan.
- Water tank, yaitu perlengkapan penunjang guna menciptakan lingkungan kerja yang sehat. Water tank ini berupa mobil truk yang dilengkapi tangki air, yang bertugas untuk melakukan penyiraman jalan dengan maksud mengurangi debu.
- Base-camp dan perumahan karyawan, yaitu berupa bangunan permanen yang berfungsi sebagai tempat tinggal bagi karyawan.
- Kantor lapangan yaitu sebuah kantor yang berfungsi sebagai pusat pengendalian operasi dan kegiatan administrasi serta pengawasan lainnya.
- Bengkel dan gudang, yaitu sebagai tempat perawatan (maintenance) kendaraan/alat berat dan alat perlengkapan lainnya serta sebagai tempat penyimpanan kaperluan lapangan.
- Kendaraan lapangan, yaitu sebagai alat transportasi guna menunjang kelancaran pengawasan dari kantor ke tempat kegiatan.
- Alat komunikasi, yaitu berguna memperlancar hubungan komunikasi dan kontrol kegiatan.
- Alat keselamatan kerja dan alat pelindung diri (APD), yaitu meliputi peralatan pemadam kebakaran dan P3K. Sedang APD, yaitu perlengkapan yang dipergunakan bagi pekerja untuk melindungi diri dari bahaya seperti : topi kerja (helm), kaos tangan, sepatu lapangan, masker, kacamata dan sebagainya.
- Pompa air, berguna untuk memompa air pada front penambangan ke luar daerah penambangan.
- Tangki persediaan bahan bakar yang berguna mensuplai kebutuhan bahan bakar bagi semua peralatan yang digunakan dalam kegiatan penambangan.
- Sarana penerangan, air bersih, kantin, lapangan olahraga dan sarana ibadah (mesjid) merupakan semua sarana yang diperlukan dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari bagi karyawan baik yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam kegiatan penambangan.
Lingkungan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Dalam kegiatan penambangan (eksploitasi), hal penting selanjutnya yang harus dilakukan adalah pelolaan lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja. Pengelolaan lingkungan Tambang akan mengacu pada dokumen Analisa Mengenai Dampak LIngkungan (Amdal) beserta dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL).
Alat - alat perlengkapan dan keselamatan kerja.
Alat - alat perlengkapan keselamatan kerja untuk pencegahan kecelakaan dapat digolongkan menjadi 3 kelompok yaitu :
- Alat –alat pelindung diri (APD)
- Alat –alat deteksi (Detektor)
- Alat –alat pertolongan/penyelamatan (Rescue)
Alat –alat pelindung diri (Personal Protective Equimpent) antara lain:
- Topi pengaman (Safety Helmet)
- Sepatu pengaman (Safety Shoes)
- Sarung tangan (Hand Gloves)
- Sabuk pengaman (Safety Belts)
- Sabuk pengaman dalam kendaraan (Seat belt)
- Kacamata
- Topeng las
- Tutup telinga (Ear Muff)
- Sumbat telinga (Ear Plug)
- Kacamata pengaman kedua sisinya tertutup (goggles)
- Masker debu
- dll
Tidak ada komentar:
Posting Komentar